Materi Ilmu Sosial dan Humaniora

Saturday, 29 March 2014

Teori Pelanggaran Pengharapan



Teori pelanggaran pengharapan merupakan teori yang berkaitan dengan komunikasi dan interaksi melalui perilaku non verbal yang ditampilkan. Judee Burgoon  (1978) yang mengembangkan teori pelanggaran pengharapan mengemukakan bahwa isyarat-isyarat non verbal merupakan sifat serta bagian penting dari penciptaan atau produksi pesan dan interpretasi (pemprosesan). Teori pelanggaran pengharapan ini berfungsi bagaimana pentingnya memahami perilaku non verbal yang berbeda setiap budaya.

Dasar Teori Pelanggaran Pengharapan
Judee Burgoon (1978) mengemukakan bahwa teori pelanggaran pengharapan dikembangkan untuk memahami konsep-konsep komunikasi non verbal dan pengaruhnya terhadap percakapan. Burgoon dan rekannya mempelajari berbagai pesan dan pengaruh komunikasi non verbal terhadap produksi pesan. Burgoon mengemukakan bahwa “isyarat-isyarat non verbal merupakan sifat serta bagian penting dari penciptaan (produksi) pesan dan interpretasi (pemprosesan).

Dalam Teori Pelanggaran Pengharapan, Burgoon menyarankan agar orang tidak menaruh harapan tertentu mengenai perilaku non verbal orang lain. Burgoon berpendapat bahwa perubahan jarak yang tidak terduga diantara dua orang yang bercakap-cakap seringkali menimbulkan kerancuan. Salah astu contoh yang diungkapkan Burgoon dalam teori Pelanggaran Pengharapan yaitu fungsi ruang dan harapan mengenai jarak percakapan. Jarak ruang salah satu contoh untuk memahami konsep dasar teori ini.

Edward Hall (1966) seorang ahli antropologi yang menemukan konsep proksemik mengemukakan bahwa terdapat empat zona ruang atau jarak dalam interaksi yaitu : 1). Jarak intim; merupakan perilaku yang terjadi dalam jarak antara 0 sampai dengan 18 inci masuk dalam zona ini. 2). Jarak pribadi; wilayah ini meliputi perilaku yang terjadi dalam jarak dari 18 inci sampai 4 kaki. 3). Jarak sosial; yaitu wilayah prosemik antara 4 sampai 12 kaki. 4). Jarak publik; yaitu antara jarak 12 kaki atau lebih dianggap sebagai jarak umum, fase dekat jarak umum digunakan saat melakukan diskusi formal.

Asumsi Teori Pelanggaran Pengharapan
Teori ini berawal dari bentuk penyampaian pesan kepada orang lain dan perilaku yang terjadi selama percakapan berlangsung. Terdapat tiga asumsi yang memandu teori pelanggaran pengharapan yaitu :

Asumsi Pertama : suatu pengharapan menggerakkan interaksi antar manusia. Setiap orang menaruh pengharapan dalam interaksinya dengan orang lain.

Asumsi Kedua : pengharapan atas perilaku manusia selalu dipelajari. Setiap individu akan selalu mempelajari pengharapanya baik secara individu maupun budaya secara keseluruhan.

Asumsi Ketiga : orang dapat memprediksi perilaku non verbal. Dalam melakukan komunikasi dan interaksi prediksi perilaku non verbal yang ditampilkan oleh seseorang dapat diprediksi.

0 comments:

Post a Comment

Popular Posts

Followers